Tuesday, January 17, 2012

Pakai pengusir nyamuk waktu hamil? Amankah?


Hidup di negara tropis tentu saja Anda pernah berurusan dengan nyamuk. Selain menggunakan obat pembasmi nyamuk, sekarang ini ada banyak pengusir nyamuk dalam bentuk krim/ semprot yang dapat diaplikasikan langsung ke kulit. Sebagian besar produk pengusir nyamuk aman digunakan selama kehamilan. Bacalah label produk untuk mengetahui bahan aktif yang digunakan. Pengusir nyamuk yang mengandung bahan aktif DEET (N, N-ethyl-m-toluaminde or m-DET) dapat menimbulkan efek samping berbahaya pada sebagian orang yang sensitif. Namun sebagian besar orang tidak mengalami efek samping tersebut jika penggunaannya sesuai dengan aturan yang dianjurkan.

DEET  merupakan bahan aktif yang paling efektif dalam mencegah gigitan nyamuk. Pada penelitian terhadap binatang, tidak ditemukan adanya kelainan pada bayi lahir, bahkan jika DEET digunakan pada batas beracun bagi ibu hamil. Ketika pengusir nyamuk dioleskan pada kulit, sekitar 5-10% bahan aktif pestisida akan diserap ke dalam aliran darah dan disalurkan ke bayi. Namun dalam jumlah yang sangat kecil ini, relatif aman bagi bayi Anda.  Pada penelitian terhadap manusia, tidak ditemukan adanya gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah dilahirkan, selama pengusir serangga digunakan sesuai dengan aturan pakai.

Untuk meminimalisasi paparan pada bahan kimia, gunakanlah produk dengan kandungan DEET paling rendah yang cukup untuk melindungi dari gigitan nyamuk. Kandungan DEET tinggi memang lebih tahan lama, namun tidak akan memberikan perlindungan lebih. Selain itu, jika memungkinkan, oleskan atau semprotkan pengusir nyamuk pada baju Anda, bukan langsung pada kulit. Beberapa produk pengusir nyamuk mengandung minyak citronela yang relatif lebih aman daripada DEET, sehingga dapat menjadi alternatif pilihan Anda.  

No comments:

Post a Comment